Minggu, 06 Juli 2014

Meski Aku Tidak Mencintainya


ABDURRAHMAN  bin Al-jauzi menceritakan dalam “ shaed Al-khatir” kisah berikut ini,,,
            Abu Usman Al-naisaburi pernah ditanya ,’ amal apakah yang pernah anda lakukan dan paling anda harapkan pahalanya?” sejak usia belia, anggota keluargaku selalu membujuk untuk mengawinkanku. Tapi, aku selalu menolak . lalu, suatu ketika, datanglah seorang wanita padaku, dan berkata “wahai Abu utsman , sungguh hati ini tidak bisa berdusta, aku benar-benar mencintaimu. Aku memohon atas nama allah agar sudilah kiranya engkau mengawiniku.”
            Maka,aku pun menemui orang tuanya dirumah mereka yang sangat sederhana. Keluarga mereka ternyara miskin. Tapi, walau demikian, aku tetap berani melamarnya. Ya, melamarnya , keputusan besar dalam hidupku. Kulihat betapa gembira orang tua gadis itu, ketika aku mengawini putrinya. Tapi setelah akad, ketika wanita itu menemuiku, barulah aku betul-betul mengetahui bahwa matanya juling , wajahnya sangat jelek dan buruk, tidak menggairahkan. Tapi, ketulusannya dalam mencintaiku telah mencegahku keluar dari kamar. Aku pun terus duduk dan menyambutnya tanpa sedikitpun menunjukkan rasa benci dan amarah. Aku tidak sekalipun memperlihatkan wajah tidak senang. Semua demi menjaga perasaannya, walau aku masih diliputi kemarahan dan kebencian.

            Begitulah aku lalui 15 tahun dari hidupku bersamanya, hingga akhirnya ia kembali ke haribaan Rabb-Nya. Maka, tiada amal yang paling kuharapkan pahalanya diakhirat , selain masa-masa 15 tahun dari kesabaran dan kesetiaanku menjaga perasaan dan ketulusan cintanya.  

Tidak ada komentar: