Selasa, 15 Maret 2016

kenangan?


              
    Kamu mesti kubur kamu punya luka. Nanti jadi duka, jadi murka. Malammu jadi persinggahan terakhir bagi semua kawanan rindu yang telah lelah menggapai-gapai apa yang tak tergapai. Diammu tidak akan menginfeksi udara. Jadi malam ini, jangan kamu bersuara. Malam ini saja. Agar tiada tambah akut kamu punya luka.

Berjalan. Berhenti. Berjalan lagi. Hidup adalah tentang keseimbangan. Tidakkah apa-apa yang tersembunyi di depan membuatmu penasaran?
Terlalu lama menengok ke belakang membuat lehermu pegal. Nafasmu tersengal. Kamu jadi mudah lelah, jadi mudah gundah. Kamu perlu angkat kamu punya dagu. Tertunduk layu itu tanda takut atau ragu. Dan aku tahu betul itu bukan sifatmu.
Jangan juga sungkan untuk sesekali duduk. Selonjor atau bersila, pilih saja yang kamu lebih suka. Asal jangan kamu jadi lupa.
Kecewa takkan membuat esok pagimu jadi tak bernyawa. Coba, coba, dan coba. Keseimbangan adalah tentang mencoba: menakar dan menerka. Tidak apa. Sesekali kamu memang mesti menangis. Karena tidak semua gerimis berujung pelangi yang manis.
Ada bekas yang sudah tak bernafas. Takkan hilang sejauh apapun kamu coba buang. Hanya akan jadi samar ditelan waktu: sedikit terlupakan. Ada luka, ada suka, ada rindu, ada malu. Ada jumpa tak pernah kita lupa.
Kenanglah. Kenang. Semua yang kini telah jadi bayang. Tapi jangan kamu habiskan energimu hanya untuk itu. Karena ada hal lain yang lebih bijak dari pada mengenang: membuat cerita baru yang lebih indah.
 yah..

"Selalu ada yang lebih bijak dari mengenang: membuat cerita baru yang lebih indah".

      Selamat malam. 
smile emotikon

quote from azharologia.com