Senin, 16 Januari 2012

BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI


BAB I
BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

A.    Pengertian bahasa
            Pengertian bahasa  secara umum dapat difenisikan sebagai lambang. Pengertian lain dari bahasa adalah alat komunikasi  yang  berupa sistem  lambang yang dihasilkan oleh alat ucap pada manusia.
            Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkab gangguan pada komunikasi  yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
            Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer  yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi bahasa dalam masyarakat :
1.      Alat untuk berkomunikasi dengan sesama  manusia.
2.      Alat untuk  bekerja sama dengan sesama  manusia.
3.      Alat untuk mengidentifikasi diri.
            Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005 : 1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. kedua, bahaasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan symbol-simbol vokal ( bunyi ujaran ) yang bersifat arbitrer. Lain halnya menurut  Owen dalam Stiawan ( 2006 : 1 ), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those syimbols and rule governed combinations  of those symbols ( bahasa dapat didefenisikan  sebagai kode yang diterima secara social atau sistem  konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan
simbol-simbol  yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan ). Pendapat diatas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan
( 1989:4 ), beliau memberikan dua definisi bahasa.pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generative. Kedua , bahasa adalah seperangkat  lambang-lambang  nama suku atau symbol-simbol arbitrer.
            Menurut santoso ( 1990: 1 ), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey:(1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
              Bahasa Lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
              Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat seperti bisu dan tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
B.     Macam-macam bahasa
BAHASA INDONESIA
             Bahasa Indonesia ini penggunanya 250 juta dan belum termasuk pengguna bahasa Melayu di Brunei, Singapore, Malaysia dan Thailand selatan. Jika ditotal mungkin bisa mencapai 300 pengguna bahasa tersebut.

BAHASA ARAB
            Menurut Islam, bahasa pertama di dunia adalah bahasa arab. Bahasa arab juga merupakan golongan bahasa semitik yg dimana bhs ibrani (bahasa kaum yahudi) juga masuk di dalamnya. Sebagaimana bahasa arab, bahasa ibrani tidak mengenal huruf vokal dan juga ditulis dari kanan. Bahasa urdu (pakistan), persia (iran), dan pushto (pakistan – afghanistan) juga menggunakan huruf arab (huruf hijaiyyah) dalam penulisan tapi tidak termasuk kategori bahasa semitik penggunaan tulisan arab hanya merupakan pengaruh literatur Islam sebagaimana aceh yg juga menggunakan huruf arab tetapi berbahasa melayu/indonesia.
Menurut saya, bahasa Arab adalah bahasa dengan pengguna terbanyak di dunia. Mengapa? faktor agama (Islam). Semua orang arab (otal sekitar 225 juta yang terdiri dari Negara-negara liga arab) jelas bisa berbahasa arab. Dan semua orang Islam insya Allah pasti bisa baca Al Quran yang notabene berbahasa Arab. Atau at least dia hafal surat al fatihah yg bebahasa arab dan tahu sedikit-sedikit artinya.
Bahasa arab adalah satu-satunya bahasa di dunia yang mengguanakan sistem mizan (balance) dalam susunan kata kerjanya (fi’l). Misalnya kata: ka-ta-ba (he wrote). Kalau diubah sedikit artinya bisa berubah-berubah tapi artinya masih berkaitan, misal kaatib (writer), kitab (book), kutub (books), yaktubu (he writes), kutiba (it is written), maktab (a place for writing/office) etc
Contoh2 kata serapan bahasa arab di berbagai bahasa di dunia misalnya kata “al burj” yg artinya gedung tinggi. “al Burj” juga masuk ke bahasa prancis, yaitu “burjois” (org kaya krn mereka tinggal di kastil / gedung tinggi); ke bahasa jerman, yaitu nama kota “nurenberg, hamburg, etc”. Bahkan “influenza” pun juga dari bahasa arab “anfu” (hidung) dan “linza” (gangguan). Untuk lebih jelas tentag kata serapan bahasa arab ke bahasa inggris silahkan
Bagaimana dengan bahasa indonesia? Ada seorang ulama yg mengatakan bahwa kosakata bahasa indonesia ini mengandung 30% bahasa arab. Ini memang debatable, tapi lihatlah sebagian contoh kata berikut ini:
- musyawarah ==> bahasa arab “musyawarah”
- kursi ==> bahasa arab ” kursy”
- hikmat / hikmah ==> bahasa arab “ahli
- wakil ==> bahasa arab “wakiil” yg berasal dari kata “wakala”
- mu’tamar, mu’tamirin, hadir, alkohol, kitab, ilmu, huruf, manfa’at, mufakat, fasih, terjemah,etc.
Salah satu penyebab mendunianya bahasa arab adalah karena Khilafah Abbasiyah yg berpusat di Baghdad dan Khilafah Utsmaniyah yg berpusat di Andalusia-Spanyol ingin menterjemahkan ilmu-ilmu yunani ke bahasa arab. Disamping itu, luasnya wilayah kekuasaan Khilafah Islam (mulai maroko di afrika sampai maluku di indonesia; dan mulai afrika tengah sampai vienna-asutria + paris-prancis) menambah menjadikannya bahasa arab sebagai bahasa paling top kala itu. Dulu, Baghdad dan Andalusia dikenal sebagai kota pengetahuan di abad pertengahan. Semua pelajar di eropa berduyun2 mempelajari bsh arab dan kemudian sekolah di andalusia atau baghdad. Para mahasiswa abad pertengahan tersebut mempelajari bahasa arab bagikan mahasiswa jaman sekarang mempelajari bahasa inggris agar bisa study abroad. Raja Frederick dari Jerman dikenal sebagai satu-satunya raja di eropa yg lebih fasih bahasa arab ketimbang bahasa jerman. Intinya, ketika eropa masih dalam zaman kegelapan di abad pertengahan, dunia Islam berada di zaman penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan. Hal ini diakui oleh para ahli di dunia barat yg mengatakan bahwa barat itu berhutang kpd dunia Islam.
BAHASA PRANCIS
            Bahasa Prancis termasuk dalam gol. bahasa latin. Menguasai bahasa Prancis, sedikit banyak dia akan tahu bahasa italia, portugis, spanyol, dan rumania banyak kosakata yg relatif sama meskipun pengucapannya berbeda.
BAHASA INGGRIS
            Tidak ada yg menggunakan bahasa inggris di abad pertengahan kecuali para kriminal. Bahasa eropa waktu itu hanyalah Prancis dan bahasa keduanya adalah latin atau italia. Tetapi waktu membuktikan lain. Setelah Perang Dunia, semua bangsa mengalami kekacauan, kecuali amerika. Para ilmuwan jerman yg terkenal hebat pun migrasi ke amerika yg dinilai sebagai land of opportunity. Jadilah sedikit demi sedikit amerika menguasai dunia ini dan tentunya bahasa amerika (inggris) pun ikut menguasai. India adalah negri persinggahan terakhir bagi bahasa inggris. Dan memang mayoritas orang india bisa berbahasa inggris. Di india dan pakistan, semua universitas menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. Ini mirip dengan negeri-negeri arab di afrika utara yang menggunakan bahasa prancis sebagai bahasa pengantar di level universitas.
Bagi yg suka nonton film amrik pasti tahu banyak bahasa inggris. Misalnya
1. wanna = want to
2. gonna = going to
3. gotta = got to = have to
4. kata2 yg berakhiran -ing dibah jadi -in’, misal: i’m lovin’ it
5. damn = very jika dihubungkan dg adverb/adjective, damn hot = very hot. (yg ini khusus bahasa antar teman)
5. teman dari inggris menambahkan ==> BMW = be my wife.
C. Bahasa Negara
            Bagi Bahasa Indonesia adalah 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Negara. Ketetapan ini tercantum dalam Pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.
            Apakah arti Bahasa Negara? Pertama, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kenegaraan. Kedua menjadi bahasa pengantar dunia pendidikan. Ketiga menjadi alat perhubungan, dan keempat menjadi alat pengembangan Iptek & Kebudayaan.
            Selain sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa nasional. Dengan menjadi bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antar warga.
D.    Tujuan Mempelajari Bahasa
            Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan khusus.
            Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
E.     Ragam Bahasa
          Manusia merupakan mahluk sosial, manusia melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di  dalam masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa memungkinkan manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Dalam kelompok sosial tersebut manusia terikat secara individu. Keterikatan individu-individu dalam kelompok ini sebagai identitas diri dalam kelompok tersebut. Salah satu aturan yang terdapat di dalamnya adalah seperangkat aturan bahasa. Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan beragam.
          Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya. Oleh karena itu, ragam bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah kebahasaan, melainkan disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam. Dalam ragam bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi.
          Ragam bahasa juga dapat dilihat dari  enam segi, yaitu tempat, waktu, pengguna, situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan penggunaan ragam bahasa (Pateda dalam Chaer 1987: 52). Tempat dapat menjadikan sebuah bahasa beragam, yang dimaksud dengan tempat di sini adalah keadaan tempat lingkungan yang secara fisik seperti di jalan, di Mall, hingga di lingkungan para waria.  Dari segi penggunaannya, bahasa dapat menimbulkan keberagaman juga, istilah penggunaan di sini adalah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan. Sedangkan ragam bahasa dilihat dari segi situasi akan memunculkan bahasa dalam situasi resmi dan bahasa yang digunakan dalam tidak resmi.
          Dalam bahasa resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa standar. Kestandartan ini disebabkan oleh situasi keresmiannya. Sedangkan dalam situasi tidak resmi ditandai oleh keintiman. Ragam bahasa gaul ditinjau dari ilmu  folklore adalah salah satu bentuk (genre) foklor yang disebut ”ujaran rakyat” (folk speech). Slang ini dapat berupa satu kalimat, tetapi dapat juga terdiri sebuah  kata yang tidak lazim di dalam bahasa nasional Indonesia yang resmi.  Bahasa Slang oleh Kridalaksana  (1982:156) dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi digunakan oleh kaum remaja, serta waria atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah (1985:57) bahwa slang adalah variasi ujaran yang bercirikan dengan kosa kata yang baru ditemukan dan cepat berubah, digunakan oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional untuk komunikasi di dalamnya. Slang digunakan sebagai bahasa pergaulan. Kosakata slang dapat berupa pemendekan kata, penggunaan kata diberi arti baru atau kosakata yang serba baru dan berubah-ubah. Disamping itu slang juga  dapat berupa pembalikan tata bunyi, kosakata yang lazim digunakan di masyarakat menjadi aneh, lucu, bahkan ada yang berbeda makna sebenarnya dipertegas lagi kedalam bentuk. Slang ini selanjutnya dapat dipertegas lagi ke dalam bentuk cant, yaitu bahasa gaul yang diucapkan dengan nada atau intonasi tertentu sehingga terasa ringan, lucu, dan ekspresif cocok untuk suasana santai yang bersifat rahasia. Sedangkan cant yang khusus dipergunakan oleh para penjahat atau preman dikenal dengan istilah  Argot menurut Kridalaksana (1982:14) bahasa dan perbendaharaan kata suatu kelompok orang, seperti bahasa pencopet. 
          Sedangkan menurut Chear (1995:80)  Argot  adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi- profesi tertentu dan bersifat rahasia. Kelompok yang dimaksud disini adalah kelompok orang muda (orang yang merasa dirinya muda), maka yang sesuai dengan penelitian adalah  bahasa  Cant  yang berfungsi sebagai bahasa dari sekelompok orang atau kalangan tertentu terutama pada kelompok remaja dan waria. Pada tahun 1940-an cant tersebut berbentuk penggantian suku kata  (syllable) terakhir dari suatu kata dari suatu kata dengan ”se”. Sebagai contoh kata genis menjadi gense. Namun pada tahun 1980-an para pemuda usia ini mengambil alih bahasa prokem yang berasal dari para penjahat atau preman di Jakarta. Jadi ujaran  rakyat kelompok usia muda sejak itu telah mengubah slang nya dari sifat cant menjadi argot. Bahasa prokem ini kemudian telahberhasil menjadikan dirinya menjadi bahasa lisan dari orang Indonesia pada umumnya di daerah perkotaan. Bahasa pada kalangan homoseksual (gay dan lesbian) sangat menarik karena para homoseksual menciptakan cant tersendiri untuk kelompoknya.
          Bahasa para gay dan lesbian ini juga tidak langgeng, karena pada beberapa tahun ini telah timbul jenis cant  gay yang lain lagi, yang mereka namakan  bahasa gaul. Bahasa gaul saat ini semakin ngetop dan ngetrend, sehingga diambil alih juga oleh para remaja dan orang muda dari kalangan pengusaha, artis, film sinetron, mahasiswa dan lain- lain.Dalam bahasa pergaulan sehari-hari, kalagan yang mengakui adanya prularitas orientasi seksual dikenal adanya pengguaan bahasa gaul yang secara budaya dan pengucapan mempertunjukkan kreasi dan kegairahan  mereka tanpa menjadi terjebak pada penyeragaman bahasa yang membosankan, tanpa daya pikir, anti-kenikmatan dan mentabukan seksual. Sebaliknya mereka  aktif menciptakan keragaman, merangsang gairah- gairah (pengucapan) oral mereka selalu aktif menciptakan  dan menciptakan literatur yang lebih terbuka pada kesenangan para gay dan lesbian.  Secara permukaan dimarjinalkan, masyarakat secara aktif mengagungkan satu orientasi seksual yang sakral mengadopsinya dalam bahasa keseharian mereka (contoh: ”bencong”)  di bawah ini adalah penjelasan singkat bagaimana kreativitas bahasa itu diekspresikan dalam keberagaman, yang disebut bentuk bahasa ”binan” waria. Bahasa gaul khusus yang diciptakan para waria khususnys di jalan Gajah Mada Medan dalam berkomunikasi sesama kelompok termasuk kedalam gejala bahasa.
Ø  RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA/SARANA
Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
1. Putri bilang kita harus pulang 1. Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Ayah lagi baca koran 2. Ayah sedang membaca koran
3. Saya tinggal di Bogor 3. Saya bertempat tinggal di Bogor
Ø  RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). 
          Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain . Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan lain-lain
Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. 
          Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat Ã° Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil Ã° Saya akan menceritakan tentang Kancil.
Ø  Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. 
            Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Ø  RAGAM BAHASA MENURUT POKOK PERSOALAN ATAU BIDANG PEMAKAIAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnyamasjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran;improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum;pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam/Keragaman Bahasa:
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
1.Ragam
 baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam
 akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
6.Ragam
 resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam
 tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
  

KARYA ILMIAH DAMPAK NEGATIF SITUS JEJARING SOSIAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA”




“DAMPAK NEGATIF SITUS JEJARING SOSIAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA”


D
I
S
U
S
U
N

OLEH : FATMAWATI YASIT
KELAS : VI A


PONDOK PESANTREN DHARUN NAHDHAH THAWALIB BANGKINANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
*******


KATA PENGANTAR
   Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat nya dan atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Dampak Negatif Situs Jejaring Sosial Terhadap Motivasi Dan Prestasi Siswa”.
   Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping itu, penulis juga berharap karya tulis ini mampu memberikan konribusi  dalam  menunjang  pengetahuan para siswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
   Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
                                                                                   


                                                                      Bangkinang, November  2011
                                                                                                  

                                                                                       Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................  i
DAFTAR ISI             .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3  Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2
1.4  Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 2
1.5  Metode Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1 Solusi Penyelesaian Masalah ........................................................................................ 4
     2.2 Dampak Negative Situs Jejaringan Sosial .................................................................... 5
     2.3 Langkah-Langkah Strategis Pengimplementasian Gagasan ......................................... 6
     2.4 Memberikan Pemahaman Kepada Siswa Tentang Bahaya Situs Jejaringan Sosial ...... 6
     2.5 Usahakan Tidak Memberikan Telepon Seluler Yang Dapat Mengakses Internet ........ 7
     2.6 Mengawasi Siswa Dalam Internet Atau Berjejaring Sosial .......................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan      .............................................................................................................. 8
3.2 Saran                .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Dunia maya adalah dunia yang tak mengenal batas, dunia yang bisa menjebak seseorang menjadi orang tak sadar. Mungkin ini adalah salah satu akibat dari majunya zaman yang semakin tak bisa dihindari. Salah satu yang bisa kita nikmati dalam dunia online adalah situs jejaring sosial, yaitu tempat berkumpul dan berinteraksinya antara satu individu dengan individu yang lain dalam sebuah komunitas.

Komunitas itu memberikan banyak tawaran pada anggotanya untuk menjalin berbagai hubungan antara yang satu dengan yang lain, antara A dengan B. Semakin banyak situs jejaring sosial yang ada di bumi ini, semua menawarkan sesuatu yang menarik. Mungkin ada kesamaan tapi juga ada perbedaan antara situs jejaring social yang satu dengan yang lain,misalnya Plurk dengan twitter, atau Facebook dengan Friendstar.

Selain itu situs jejaring sosial telah merambah ke dunia pelajar di Indonesia, hal ini diakibatkan oleh perkembangan teknologi sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa menjadi besar. Dalam dunia maya ada berbagai situs jejaring yang dapat dijumpai sehingga pelajar juga harus bisa membedakan antara situs jejaring yang positif dan negatif. Bahkan banyak pelajar yang memanfaatkan situs jejaring sebagai media semua informasi dan untuk mencari teman didunia maya.

Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang mungkin dihasilkan dari situs jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa demi mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Jika motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah menurun, bagaimana prestasi belajar yang baik dapat dicapai?
Sehubungan dengan masalah tersebut  penulis terdorong untuk meneliti dengan judul : “DAMPAK NEGATIF SITUS JEJARING SOSIAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA”.


1.2  Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis ini adalah :
Apa dan seberapa besar pengaruh situs jejaring social terhadap motivasi dan prestasi belajar                 siswa?

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:
1.      Memberikan penjelasan mengenai dampak-dampak negatif dari situs jejaring social dalam bidang pendidikan
2.      Menjelaskan upaya menanggulangi dampak negatif dari situs jejaring social.

1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai dampak negatif dari situs jejaring social terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.

1.5  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah ,metode kepustakaan yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu, metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data dengan menggunakan indra 


BAB II
                                               PEMBAHASAN

Diantara situs-situs jejaring yang marak bermunculan beberapa tahun belakangan ini, ada salah satu situs jejaring yang kini naik daun yaitu facebook. Didirikan tahun 2004, Facebook telah mencatatkan lebih dari 200.000 juta pengguna serta ribuan jaringan bisnis. Facebook dibuat oleh alumni Universitas Harvard, Mark Zuckenberg awalnya hanya sebatas situs untuk para alumni lulusan Harvard.

Selanjutnya Facebook berkembang pesat sebagai situs untuk hiburan dan pekerjaan. Facebook memiliki layanan fitur privasi. Dengan layanan para pengguna Facebook dapat mengontrol terhadap siapa saja yang diperbolehkan mengakses data profil mereka. Facebook telah mengembangkan berbagai ragam aplikasi yang dapat diinstall para pengguna. Aplikasi-aplikasi inilah yang memberikan nilai tambah bagi Facebook. Aplikasi yang dikembangkan banyak yang mendukung bisnis dan pekerjaan seperti menjual atau membeli barang, ala eBay dengan orang-orang yang ada dalam jaringan yang dimiliki para pengguna.
                                                                             
 Menurut versi www.toptenreviews.com, Facebook menduduki peringkat pertama dalam rating untuk semua aspek. Yaitu demografi, profil, keamanan, fitur jejaring, pencarian dan dukungan teknik.posisi kedua ditempati MySpace, lalu peringkat ketiga oleh Bebo, keempat oleh friendster dan kelima Hi5. 

Facebook, Twitter, Friendster dan berbagai jejaring sosial lainnya menyediakan data yang berlimpah bagi orang yang berniat tidak baik. Data itu antara lain nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data demografis lainnya, serta hobi dan kecenderungan lainnya.

 Dengan mempelajari profil di Facebook, sesorang akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap orang lainnya. Kecuali data, Facebook dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, bahkan hingga chat. Bahkan saat ini fitur game online sebagai daya tarik utama lain bagi usia anak dan remaja.

Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring social tersebut.

Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa), bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya didunia maya tersebut.Yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial.

Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengakses nya langsung di telepon seluler mereka. Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai dengan aturan.
Tidak hanya siswa,para mahasiswa pun tidak luput dari dampak situs jejaring social ini.

Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski,peneliti dari Ohio State University,menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring social seperti facebook ternyata memmpunyai nilai yang rendah daripada para mahasisswa yang tidak  menggunakan situs jejaring social facebook.

Dari 219 mahasisswa yang diriset oleh karpinski.148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki  nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi langsung FB akan menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga FB telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jaring sosial yang tengah populer ini. Para pengguna FB mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna FB kehilangan waktu antara 1 - 5 jam sampai 11 - 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain FB.

Motivasi dan Prestasi belajar siswa dapat  menurun karena situs jejaring social.buktinya pada penelitian yang dilakukan oleh Aryn Karpinski tersebut.prestasi belajar siswa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri.

 Motivasi sangat memegang pengaruh yang penting terhadap siswa, karena dengan motivasi siswa tersebut dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan yang akan datang. Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin telah tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi belajar siswa perlu dipertahankan dan jangan sampai motivasi tersebut menurun akibat dari penggunaan situs jejaring sosial yang semakin menghawatirkan.

 Solusi Penyelesaian Masalah
Banyak  masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak nyatanya pada dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi belajarnya pun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran juga mulai mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga merupakan dampak negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja diatasi dengan jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna jejaring sosial. Tapi, apa hanya sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?

Ada beberapa dampak negatif dari situs jejaring sosial:
1.      Malas
Ini efek negatif yang paling sering ditemukan pada anak atau bahkan bukan hanya anak. Mereka menjadi malas untuk belajar dan beribadah, karena terlalu asyik dengan teman barunya di jejaring sosial. Hingga pada akhirnya meninggalkan kewajiban-kewajiban yang seharusnya dikerjakan oleh anak.


2.       Egois
Situs jejaring sosial akan membuat anak lebih mementingkan diri sendiri. Anak menjadi tidak sadar dan peduli dengan lingkungan sekitarnya karena waktu mereka dihabiskan didepan internet. Hingga pada akhirnya mengakibatkan anak kurang bahkan tidak berempati dengan lingkungan kehidupan mereka yang sesungguhnya. Kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitarnya menjadi mati terbunuh kesenangannya terhadap teman-temannya di situs jejaring sosial.


3.       Merusak Tata Bahasa
Situs jejaring sosial tidak memiliki aturan baku yang berlaku bagi anak dalam melakukan interaksi dengan temannya disitus jejaring sosial. Tidak ada tata bahasa baku untuk digunakan pada situs jejaring sosial, ini membuat mereka berkomunikasi semau mereka sendiri dengan bahasa mereka sendiri tanpa peduli dengan tata bahasa yang baik dalam berkomunikasi. Hal ini perlahan tapi pasti membunuh kemampuan komunikasi yang baik dan benar seperti yang dilakukannya dalam berinteraksi didunia nyata selain itu juga membunuh keterampilan menulis mereka yang sesuai dengan ejaan yang baku dan benar di sekolah.


4.       Membuat Seseorang Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul
Situs jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri, sehingga    tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan situs jejaring sosial sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya lagi.

 5.  Menghamburkan Uang
Akses internet untuk membuka situs jejaring sosial jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan siswa (terlebih kalau akses dari warnet). Tidak jarang siswa menggunakan uang SPP mereka untuk pergi ke warnet  sekedar untuk membuka situs jejaring sosial saja. Ini dapat dikategorikan sebagai pemborosan, karena menggunakan uang secara tidak produktif.

 6.Berkurangnya Waktu Belajar Siswa
Hal ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja. Menurut pengamat social media dan teknologi informasi Nukman Luthfie,selain harus waspada,orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media social ini demi masa depan anak-anak.berdasar penelusurunnya,ditemukan fakta bahwa 17,6 juta pemilik akun jejaring social facebook berasal dari Indonesia dan 360.000 orang diantaranya berumur 13 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari efek negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini,  dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet. Kedua, beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya. Ketiga, sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial. Keempat, tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.

Langkah-Langkah Strategis Pengimplementasian Gagasan
Dalam perkembangannya di jaman sekarang ini, mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial kini dapat dilakukan dengan telepon seluler. Hal ini cukup membuat dampak dari jejaring sosial sangat dirasakan dikalangan siswa. Masalahnya adalah banyak siswa yang mengakses situs jejaring sosial tersebut dari telepon seluler mereka pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Akibatnya para siswa tidak serius mengikuti pelajaran yang berlangsung, sehingga konsentrasi mereka hanya pada jejaring sosial yang mereka akses melalui telepon genggam. Melihat keadaan ini, lambat laun motivasi belajar mereka juga akan mengalami penurunan. Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prestasi siswa. Jika motivasi atau keinginan siswa untuk belajar rendah maka yang terjadi adalah prestasi mereka juga akan mengalami penurunan. Hal inilah yang sangat menghawatirkan dalam dunia pendidikan.


Dari paparan dampak situs jejaring social diatas,adapun langkah strategis yang dapat dilakukan untuk pengimplementasian gagasan yaitu sebagai brikut:

Memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya situs jejaring sosial
Langkah ini perlu dilakukan agar para siswa tahu bahaya dari penggunaan situs jejaring sosial, dan dapat menggunakannya secara lebih bijak. Selain itu langkah ini juga dapat menimbulkan rasa waspada kepada siswa sehingga dalam menggunakan situs jejaring sosial mereka lebih berhati-hati.


Usahakan untuk tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet(situs jejaring social)
Kecanggihan alat komunikasi sekarang ini telah memungkinkan telepon seluler untuk mengakses internet. Bahkan beberapa merek telepon seluler ternama berlomba-lomba mengeluarkan produk yang memiliki kecanggihan dan kemampuan akses internet, yang memungkinkan penggunanya mengakses situs jejaring sosial dengan sangat mudah. Hal ini dapat menyebabkan siswa kecanduan mengakses situs jejaring sosial dengan telepon seluler mereka.

Maka dari itu sebagai orang tua, usahakanlah untuk tidak memberikan telepon seluler kepada anak usia dini, karena kebanyakan anak usia dini belum dapat memanfaatkan internet dengan baik, maka akan berakibat pada prestasi mereka disekolah karena terlalu sering mengakses internet atau jejaring sosial. Karena tujuan utama telepon seluler adalah untuk alat komunikasi saja.

Mengawasi siswa dalam berinternet atau berjejaring sosial
Pengawasan terhadap pergaulan siswa dalam jejaring sosial dunia maya sangat diperlukan, karena jika siswa tidak diawasi mereka akan dengan mudah mengakses situs jejaring sosial tersebut dan menggunakannya kea rah yang tidak baik. Pergaulan mereka akan mudah melawan perkataan orang tua, dan usaha kita untuk menyelamatkan anak untuk tidak menggunakan akses internet secara berlebihan akan sia-sia dan tidak mendapatkan hasil yang maksimal.

 Pergaulan anak yang bebas dan pengaruh dari teman-teman juga dapat  memudahkan anak untuk mengakses situs jejaring social dengan mudah.maka dari itu mereka perlu diawasi untuk tidak mengakses internet dengan bebas.dengan mengimplementasikan gagasan diatas,diharapkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh situs jejaring sosial dapat ditanggulangi, baik sebelum terjadi atau sesudah dampak itu terjadi. Namun untuk lebih meminimalkan dampak negatif yang dihasilkan dari situs jejaring sosial, alangkah lebih baiknya jika kita menggunakan internet dan jejaring sosial dengan bijak.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan
Adapun gagasan yang dapat saya ajukan adalah, sebagai seorang siswa yang mempunyai nalar dan pikiran kritis terhadap persoalan yang ada, alangkah lebih baik jika menggunakan situs jejaring sosial dengan lebih bijaksana dan sesuai dengan aturan, agar dampak negatif yang ditimbulkan menjadi lebih berkurang. Sehingga motivasi belajar siswa tetap terjaga dan prestasi belajar mereka dapat ditingkatkan lagi, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai peserta didik.

Teknik Implementasi yang Dilakukan
Mengenai teknik implementasi, saya mencoba untuk memberikan pengarahan kepada siswa tentang dampak dan akibat negatif dari situs jejaring sosial tersebut, agar siswa dapat lebih memahami penggunaan situs jejaring sosial dan menggunakannya dengan baik. Selain itu siswa juga perlu diberi kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajarnya.

Manfaat dan Dampak
Manfaat dari karya tulis ini yaitu memberikan solusi mengenai dampak negatif dari situs jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Agar nantinya dampak tersebut dapat diminimalisir adanya. Adapun dampak dari karya gagasan ini yaitu memberikan porsi solusi dan pemecahan masalah yang beragam terhadap dampak negatif jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa, sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

3.2 SARAN
Berbahaya atau tidaknya situs jejaring sosial itu tergantung pada bagaimana kita mewaspadai hal - hal yang tidak diinginkan itu agar tidak terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua lebih mengawasi anak - anaknya ketika mereka sudah mulai berjejaring lewat dunia maya, peran pemerintah dan lembaga pendidikan juga penting disini, yakni memberikan penyuluhan tentang bahaya berjejaring di dunia maya. Dengan begitu mereka secara perlahan akan mengerti dan bisa bertindak waspada ketika mereka sedang bermain atau berjejaring di dunia maya dan secara tidak langsung tindakan tersebut dapat mengurangi kasus - kasus yang ada akibat situs jejaring sosial.     


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. et.al. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Skripsi. Bandung: Alfabeta.
http://merdeka-panthom.blogspot.com/10 dampak negatif facebook bagi pelajar dan remaja