BAB
I
BAHASA
INDONESIA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
A. Pengertian
bahasa
Pengertian bahasa secara umum dapat
difenisikan sebagai lambang. Pengertian lain dari bahasa adalah alat
komunikasi yang berupa sistem
lambang yang dihasilkan oleh alat ucap pada manusia.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak
boleh dilanggar agar tidak menyebabkab gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar
komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim
bahasa harus menguasai bahasanya.
Bahasa
adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi
diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah
bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak
adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi bahasa dalam masyarakat :
1. Alat
untuk berkomunikasi dengan sesama
manusia.
2. Alat
untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat
untuk mengidentifikasi diri.
Menurut
Keraf dalam Smarapradhipa (2005 : 1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. kedua, bahaasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
symbol-simbol vokal ( bunyi ujaran ) yang bersifat arbitrer. Lain halnya
menurut Owen dalam Stiawan ( 2006 : 1 ), menjelaskan definisi bahasa yaitu
language can be defined as a socially shared combinations of those syimbols and
rule governed combinations of those
symbols ( bahasa dapat didefenisikan
sebagai kode yang diterima secara social atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep
melalui kegunaan
simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol
yang diatur oleh ketentuan ). Pendapat diatas mirip dengan apa yang diungkapkan
oleh Tarigan
( 1989:4 ),
beliau memberikan dua definisi bahasa.pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generative. Kedua , bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang nama suku atau symbol-simbol arbitrer.
Menurut santoso ( 1990: 1 ), bahasa adalah rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, Bahasa adalah
suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau
sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian
banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam
sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey:(1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Bahasa
Lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau /
silet oleh karena itu dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan
menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa
isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara berkomunikasi
melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen
oleh penyandang cacat seperti bisu dan tuli karena mereka memiliki bahasa
sendiri.
B.
Macam-macam bahasa
BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia ini
penggunanya 250 juta dan belum termasuk pengguna bahasa Melayu di Brunei,
Singapore, Malaysia dan Thailand selatan. Jika ditotal mungkin bisa mencapai
300 pengguna bahasa tersebut.
BAHASA ARAB
Menurut
Islam, bahasa pertama di dunia adalah bahasa arab. Bahasa arab juga merupakan golongan bahasa
semitik yg dimana bhs ibrani (bahasa kaum yahudi) juga masuk di dalamnya.
Sebagaimana bahasa arab, bahasa ibrani tidak mengenal huruf vokal dan juga ditulis dari kanan. Bahasa urdu (pakistan), persia (iran), dan pushto (pakistan –
afghanistan) juga menggunakan huruf arab (huruf hijaiyyah) dalam penulisan tapi
tidak termasuk kategori bahasa semitik penggunaan tulisan arab hanya merupakan
pengaruh literatur Islam sebagaimana aceh yg juga menggunakan huruf arab tetapi
berbahasa melayu/indonesia.
Menurut saya, bahasa Arab adalah bahasa dengan pengguna terbanyak di dunia.
Mengapa? faktor agama (Islam). Semua orang arab (otal sekitar 225 juta yang
terdiri dari Negara-negara liga arab) jelas bisa berbahasa arab. Dan semua orang
Islam insya Allah pasti bisa baca Al Quran yang notabene berbahasa Arab. Atau
at least dia hafal surat al fatihah yg bebahasa arab dan tahu sedikit-sedikit
artinya.
Bahasa arab adalah satu-satunya bahasa di dunia yang
mengguanakan sistem mizan (balance) dalam susunan kata kerjanya (fi’l).
Misalnya kata: ka-ta-ba (he wrote). Kalau diubah sedikit artinya bisa
berubah-berubah tapi artinya masih berkaitan, misal kaatib (writer), kitab
(book), kutub (books), yaktubu (he writes), kutiba (it is written), maktab (a place
for writing/office) etc
Contoh2 kata serapan bahasa arab di berbagai bahasa di dunia
misalnya kata “al burj” yg artinya gedung tinggi. “al Burj” juga masuk ke bahasa
prancis, yaitu “burjois” (org kaya krn mereka tinggal di kastil / gedung tinggi);
ke bahasa jerman, yaitu nama kota “nurenberg, hamburg, etc”. Bahkan “influenza”
pun juga dari bahasa arab “anfu” (hidung) dan “linza” (gangguan). Untuk lebih
jelas tentag kata serapan bahasa arab ke bahasa inggris silahkan
Bagaimana dengan bahasa
indonesia? Ada seorang ulama yg mengatakan bahwa kosakata bahasa indonesia ini
mengandung 30% bahasa arab. Ini memang debatable, tapi lihatlah sebagian contoh
kata berikut ini:
- musyawarah ==> bahasa arab “musyawarah”
- kursi ==> bahasa arab ” kursy”
- hikmat / hikmah ==> bahasa arab “ahli
- wakil ==> bahasa arab “wakiil” yg berasal dari kata “wakala”
- mu’tamar, mu’tamirin, hadir, alkohol, kitab, ilmu, huruf, manfa’at, mufakat, fasih, terjemah,etc.
- musyawarah ==> bahasa arab “musyawarah”
- kursi ==> bahasa arab ” kursy”
- hikmat / hikmah ==> bahasa arab “ahli
- wakil ==> bahasa arab “wakiil” yg berasal dari kata “wakala”
- mu’tamar, mu’tamirin, hadir, alkohol, kitab, ilmu, huruf, manfa’at, mufakat, fasih, terjemah,etc.
Salah satu penyebab mendunianya bahasa arab adalah
karena Khilafah Abbasiyah yg berpusat di Baghdad dan Khilafah Utsmaniyah yg
berpusat di Andalusia-Spanyol ingin menterjemahkan ilmu-ilmu yunani ke bahasa
arab. Disamping itu, luasnya wilayah kekuasaan Khilafah Islam (mulai maroko di
afrika sampai maluku di indonesia; dan mulai afrika tengah sampai
vienna-asutria + paris-prancis) menambah menjadikannya bahasa arab sebagai bahasa paling top kala itu. Dulu, Baghdad dan Andalusia
dikenal sebagai kota pengetahuan di abad pertengahan. Semua pelajar di eropa
berduyun2 mempelajari bsh arab dan kemudian sekolah di andalusia atau baghdad.
Para mahasiswa abad pertengahan tersebut mempelajari bahasa arab bagikan
mahasiswa jaman sekarang mempelajari bahasa inggris agar bisa study abroad.
Raja Frederick dari Jerman dikenal sebagai satu-satunya raja di eropa yg lebih
fasih bahasa arab ketimbang bahasa jerman. Intinya, ketika eropa masih dalam
zaman kegelapan di abad pertengahan, dunia Islam berada di zaman penuh dengan
cahaya ilmu pengetahuan. Hal ini diakui oleh para ahli di dunia barat yg
mengatakan bahwa barat itu berhutang kpd dunia Islam.
BAHASA PRANCIS
Bahasa Prancis termasuk dalam gol. bahasa latin. Menguasai bahasa Prancis, sedikit banyak dia
akan tahu bahasa italia, portugis, spanyol, dan rumania banyak kosakata yg
relatif sama meskipun pengucapannya berbeda.
BAHASA INGGRIS
Tidak
ada yg menggunakan bahasa inggris di abad pertengahan kecuali para kriminal. Bahasa eropa waktu itu hanyalah Prancis dan bahasa keduanya
adalah latin atau italia. Tetapi waktu membuktikan lain. Setelah Perang Dunia,
semua bangsa mengalami kekacauan, kecuali amerika. Para ilmuwan jerman yg
terkenal hebat pun migrasi ke amerika yg dinilai sebagai land of opportunity.
Jadilah sedikit demi sedikit amerika menguasai dunia ini dan tentunya bahasa
amerika (inggris) pun ikut menguasai. India adalah negri persinggahan terakhir
bagi bahasa inggris. Dan memang mayoritas orang india bisa berbahasa inggris.
Di india dan pakistan, semua universitas menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. Ini mirip dengan negeri-negeri arab di
afrika utara yang menggunakan bahasa prancis
sebagai bahasa pengantar di level
universitas.
Bagi yg suka nonton
film amrik pasti tahu banyak bahasa inggris. Misalnya
1. wanna = want to
2. gonna = going to
3. gotta = got to = have to
4. kata2 yg berakhiran -ing dibah jadi -in’, misal: i’m lovin’ it
5. damn = very jika dihubungkan dg adverb/adjective, damn hot = very hot. (yg ini khusus bahasa antar teman)
5. teman dari inggris menambahkan ==> BMW = be my wife.
C. Bahasa Negara
1. wanna = want to
2. gonna = going to
3. gotta = got to = have to
4. kata2 yg berakhiran -ing dibah jadi -in’, misal: i’m lovin’ it
5. damn = very jika dihubungkan dg adverb/adjective, damn hot = very hot. (yg ini khusus bahasa antar teman)
5. teman dari inggris menambahkan ==> BMW = be my wife.
C. Bahasa Negara
Bagi
Bahasa Indonesia adalah 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut Bahasa Indonesia
ditetapkan sebagai Bahasa Negara. Ketetapan ini tercantum dalam Pasal 36 UUD
1945 yang berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.
Apakah
arti Bahasa Negara? Pertama, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kenegaraan. Kedua
menjadi bahasa pengantar dunia pendidikan. Ketiga menjadi alat perhubungan, dan
keempat menjadi alat pengembangan Iptek & Kebudayaan.
Selain
sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa nasional. Dengan
menjadi bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan
nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antar
warga.
D. Tujuan Mempelajari
Bahasa
Banyak orang yang belajar bahasa
dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada
yang belajar untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat
bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-gengsian, dan
ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan khusus.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut
Basiran adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,
menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
E.
Ragam Bahasa
Manusia
merupakan mahluk sosial, manusia melakukan interaksi, bekerja sama, dan
menjalin kontak sosial di dalam
masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat
komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa memungkinkan manusia membentuk kelompok
sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Dalam kelompok
sosial tersebut manusia terikat secara individu. Keterikatan individu-individu
dalam kelompok ini sebagai identitas diri dalam kelompok tersebut. Salah satu
aturan yang terdapat di dalamnya adalah seperangkat aturan bahasa. Bahasa dalam
lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Adanya
kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan beragam.
Keragaman
bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih bahasa
yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya. Oleh karena itu,
ragam bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah kebahasaan, melainkan disebabkan
oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam. Dalam ragam bahasa setidaknya
terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa yang
dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna
tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi.
Ragam
bahasa juga dapat dilihat dari enam
segi, yaitu tempat, waktu, pengguna, situasi, dialek yang dihubungkan dengan
sapaan, status, dan penggunaan ragam bahasa (Pateda dalam Chaer 1987: 52).
Tempat dapat menjadikan sebuah bahasa beragam, yang dimaksud dengan tempat di
sini adalah keadaan tempat lingkungan yang secara fisik seperti di jalan, di
Mall, hingga di lingkungan para waria.
Dari segi penggunaannya, bahasa dapat menimbulkan keberagaman juga,
istilah penggunaan di sini adalah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan.
Sedangkan ragam bahasa dilihat dari segi situasi akan memunculkan bahasa dalam
situasi resmi dan bahasa yang digunakan dalam tidak resmi.
Dalam
bahasa resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa standar. Kestandartan ini
disebabkan oleh situasi keresmiannya. Sedangkan dalam situasi tidak resmi
ditandai oleh keintiman. Ragam bahasa gaul ditinjau dari ilmu folklore adalah salah satu bentuk (genre)
foklor yang disebut ”ujaran rakyat” (folk speech). Slang ini dapat berupa satu
kalimat, tetapi dapat juga terdiri sebuah
kata yang tidak lazim di dalam bahasa nasional Indonesia yang resmi.
Bahasa Slang oleh Kridalaksana
(1982:156) dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi digunakan
oleh kaum remaja, serta waria atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi
intern sebagai usaha orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata
yang serba baru dan berubah-ubah. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah
(1985:57) bahwa slang adalah variasi ujaran yang bercirikan dengan kosa kata
yang baru ditemukan dan cepat berubah, digunakan oleh kaum muda atau kelompok
sosial dan profesional untuk komunikasi di dalamnya. Slang digunakan sebagai bahasa
pergaulan. Kosakata slang dapat berupa pemendekan kata, penggunaan kata diberi
arti baru atau kosakata yang serba baru dan berubah-ubah. Disamping itu slang
juga dapat berupa pembalikan tata bunyi,
kosakata yang lazim digunakan di masyarakat menjadi aneh, lucu, bahkan ada yang
berbeda makna sebenarnya dipertegas lagi kedalam bentuk. Slang ini selanjutnya
dapat dipertegas lagi ke dalam bentuk cant, yaitu bahasa gaul yang diucapkan
dengan nada atau intonasi tertentu sehingga terasa ringan, lucu, dan ekspresif
cocok untuk suasana santai yang bersifat rahasia. Sedangkan cant yang khusus
dipergunakan oleh para penjahat atau preman dikenal dengan istilah Argot menurut Kridalaksana (1982:14) bahasa
dan perbendaharaan kata suatu kelompok orang, seperti bahasa pencopet.
Sedangkan
menurut Chear (1995:80) Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara
terbatas pada profesi- profesi tertentu dan bersifat rahasia. Kelompok yang
dimaksud disini adalah kelompok orang muda (orang yang merasa dirinya muda),
maka yang sesuai dengan penelitian adalah bahasa Cant
yang berfungsi sebagai bahasa dari sekelompok orang atau kalangan
tertentu terutama pada kelompok remaja dan waria. Pada tahun 1940-an cant
tersebut berbentuk penggantian suku kata
(syllable) terakhir dari suatu kata dari suatu kata dengan ”se”. Sebagai
contoh kata genis menjadi gense. Namun pada tahun 1980-an para pemuda usia ini
mengambil alih bahasa prokem yang berasal dari para penjahat atau preman di
Jakarta. Jadi ujaran rakyat kelompok
usia muda sejak itu telah mengubah slang nya dari sifat cant menjadi argot.
Bahasa prokem ini kemudian telahberhasil menjadikan dirinya menjadi bahasa lisan
dari orang Indonesia pada umumnya di daerah perkotaan. Bahasa pada kalangan
homoseksual (gay dan lesbian) sangat menarik karena para homoseksual
menciptakan cant tersendiri untuk kelompoknya.
Bahasa
para gay dan lesbian ini juga tidak langgeng, karena pada beberapa tahun ini
telah timbul jenis cant gay yang lain
lagi, yang mereka namakan bahasa gaul.
Bahasa gaul saat ini semakin ngetop dan ngetrend, sehingga diambil alih juga
oleh para remaja dan orang muda dari kalangan pengusaha, artis, film sinetron,
mahasiswa dan lain- lain.Dalam bahasa pergaulan sehari-hari, kalagan yang
mengakui adanya prularitas orientasi seksual dikenal adanya pengguaan bahasa
gaul yang secara budaya dan pengucapan mempertunjukkan kreasi dan
kegairahan mereka tanpa menjadi terjebak
pada penyeragaman bahasa yang membosankan, tanpa daya pikir, anti-kenikmatan
dan mentabukan seksual. Sebaliknya mereka
aktif menciptakan keragaman, merangsang gairah- gairah (pengucapan) oral
mereka selalu aktif menciptakan dan
menciptakan literatur yang lebih terbuka pada kesenangan para gay dan
lesbian. Secara permukaan dimarjinalkan,
masyarakat secara aktif mengagungkan satu orientasi seksual yang sakral
mengadopsinya dalam bahasa keseharian mereka (contoh: ”bencong”) di bawah ini adalah penjelasan singkat
bagaimana kreativitas bahasa itu diekspresikan dalam keberagaman, yang disebut
bentuk bahasa ”binan” waria. Bahasa gaul khusus yang diciptakan para waria
khususnys di jalan Gajah Mada Medan dalam berkomunikasi sesama kelompok
termasuk kedalam gejala bahasa.
Ø RAGAM
BAHASA BERDASARKAN MEDIA/SARANA
Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang
dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam
ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam
ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau
tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa
yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan)
di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa
tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata
ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan,
dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa
tulis
1. Putri bilang kita harus
pulang 1. Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Ayah lagi baca
koran 2. Ayah sedang membaca koran
3.
Saya tinggal di Bogor 3. Saya bertempat
tinggal di Bogor
Ø RAGAM
BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
Ragam bahasa berdasarkan daerah
disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat
menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang
digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang
Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama
nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain
. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan
/t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan lain-lain
Ragam bahasa berdasarkan pendidikan
penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang
tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari.
Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang
seharusnya dipakai.
contoh:
1)
Ira mau nulis surat ð Ira mau menulis surat
2)
Saya akan ceritakan tentang Kancil ð Saya akan menceritakan tentang
Kancil.
Ø Ragam bahasa berdasarkan sikap
penutur.
Ragam
bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain
resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati
bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika
terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan
digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur
dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan
ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun
tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam
:
a. pembicaraan
di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan
kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan
dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan
pejabat;
c. komunikasi
resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan,
undang-undang;
d. wacana
teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Ø RAGAM
BAHASA MENURUT POKOK PERSOALAN ATAU BIDANG PEMAKAIAN
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers.
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang
pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan
itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan
yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnyamasjid, gereja,
vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner,
hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran;improvisasi, maestro,
kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara,
duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum;pemanasan, peregangan,
wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun
berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam
undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat
dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat
yang digunakan dalam undang-undang.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam/Keragaman Bahasa:
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik.
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti
gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain
sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu
wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek
bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu
golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa
orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa
lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam
bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
MACAM-MACAM RAGAM BAHASA
1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi
1.Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi
3.Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian
tidak resmi di kalangan orang yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui
media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
6.Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.
7.Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.