Ini
satu dari potret wanita shalehah. Namanya Nafisah. Ayahnya seorang saleh dan
zuhud, rajin mendirikan shalat malam, dan berpuasa.bahkan ia sering menangis karena takut kepada Allah.
Keshalehan itu telah diwariskan kepada putri nya, Nafisah.
“kasihanilah
dirimu”, kata orang-orang yang sering melihatnya. “bagaimana aku memanjakan
diriku sedang didepanku terdapat rintangan yang tak dapat dilewati kecuali oleh
orang-orang yang beruntung?” jawabnya.
Orang-orang
pun memaksanya untuk tidak terlalu banyak berpuasa karena kasihan. Ia hanya
menjawab, “ sudah tiga puluh tahun aku meminta kepada allah agar aku
menjumpainya dalam keadaan berpuasa . apakah aku harus tidak berpuasa sekarang?
Ini tidak boleh terjadi.”
Wanita
hafidzah Al-qur’an itu pun wafat dalam keadaan berpuasa, bahkan meninggal saat
larut dalam kekhusyuan membaca firman-firman Allah. Ia menghembuskan nafasnya
yang terakhir ketika sampai pada ayat , “katakanlah, “kepunyaan siapakah yang
ada dilangit dan dibumi,” katakanlah , “kepunyaan Allah”. Dia telah menetapkan
atas Dirinya kasih sayang.”(Al-an’am :12)
Wanita
shaleha itu telah tiada , tapi jejak keshalehannya selalu akan menjadi kisah
keshalehan. Bercerminlah dari Nafisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar